‘MAKALAH’
ILMU
BUDAYA DASAR
Nama : Arif irawan
Kelas : 1ib06
Npm : 11414588
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK ELETRO
DOSEN: DWI GITA VERASARI
DAFTAR ISI
Pendahuluan
.......................................................................................2
Latar
belakang ....................................................................................4
Rumusan
masalah ...............................................................................4
Tujuan
pembahasan ............................................................................5
BAB
1. Pengertian tentang keindahan.................................................6
a.
Apa yang dimaksud dengan manusia?
b.
Apa yang dimaksud dengan keindahan?
c.
Hakikat dari keindahan?
d.
Apa hubungan manusia dengan
keindahan?
e.
Bagaimana cara untuk mengetahui suatu
keindahan?
BAB
2. Nilai-Nilai ekstrinsik dan inerinsik keindahan pada manusia....9
a.
nilai ekstrinsik dan
interinsik.....................................10
b.
keindahan pada
manusia............................................10
BAB
3. Penderitaan dan siksaan............................................................. 11
a.
penderitaan dan
sebab-sebabnya...............................12
b.
penderitaan yang
timbul akibat penyakit...................13
BAB
4. Renungan................................................................................... 16
a.
teori pengungkapan....................................................16
b.
teori
metafisik............................................................16
c.
teori
psikologis...........................................................16
BAB
5. Phobia...........................................................................................17
a.
menurut para ahli.........................................................18
b.
penyebab phobia..........................................................19
c.
cara mengatasi phobia……………………………….20
BAB
6. Pendapat apabila seseorang ada yang mengalami penderitaan....22
Daftar
Pustaka...........................................................................................23
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT
yang selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga saya sebagai penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Manusia dan Keindahan : Keindahan,
Renungan dan phobia “ ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi penilaian tugas
dalam mata kuliah Ilmu Sosial Budaya di bidang Softskill dengan judul “Manusia
dan Keindahan : Keindahan, Renungan dan phobia“. Makalah ini ditunjang
dengan adanya pembahasan dan studi kasus, yang bertujuan untuk memperlengkap
pemahaman makalah sesuai dengan tema. Semua terjabarkan secara lengkap dan
tidak meniggalkan aspek lingkungan sekitar yang berhubungan dengan makalah yang
telah disusun.
Akhirnya kami berharap makalah ini dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat bagi peningkatan pembelajaran dan penambahan ilmu
pengetahuan untuk mahasiswa yang lain.
Penulisan makalah ini tidak sepenuhnya sempurna, maka dari itu penulis
sangat memerlukan kritik dan saran dari
berbagai pihak untuk menyempurnakan isi makalah.
Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih dan semoga penulisan laporan ini berguna bagi para pembaca dan khususnya
penulis sendiri.
Bekasi, 25 ApriL 2015
1.2. LATAR BELAKANG
Didalam diri setiap makhluk hidup,
terutama manusia selalu menginginkan sebuah keindahan. Sesuatu yang terlihat
bagus, cantik, elok dan sebagainya. manusia menginterpretasikan keindahan
sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan
perkembangan peradaban teknologi, social dan budaya. Diantaranya pemandangan,
rumah, tatanan, perabotan, suara, hasil seni bahkan manusia itu sendiri. Karena
itu keindahan dapat dikatakan merupakan bagian hidup dari manusia.
Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai
yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang
tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan.
Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini
bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni
berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai objek yang diungkapkan.
Keindahan juga bersifat universal,
artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode,
kedaerahan atau lokal.
1.3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka
dapat diambil rumusan masalah, diantaranya:
1. Jelaskan
pengertian tentang keindahan?
2. Jelaskan
nilai – nilai ekstrinsik dan interinsik keindahan pada manusia ?
3. Jelaskan
pengertian tentang dari penderitaan dan siksaan ?
4. Jelaskan
tentang pengertian dari Renungan ?
5. Jelaskan
pengertian pHobia ?
6. Bagaimana
pendapat kalian tentang apabila seseorang ada yang mengalami suatu penderitaan
?
1.4. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari pembahasan makalah
ini, yaitu agar manusia lebih memahami arti
dari kenidahan apa yang di maksud renungan ,siksaan phobia seseorang dan
penyebab penyebab nya serta bagaimana kita membantu member i pertolongan bila ada seseorang bila mengalami
KEINDAHAN
Keindahan berasal dari kata indah,
artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai
sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah,
pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung),
manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman,
taman, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Keindahan adalah suatu anugrah dari tuhan
yang maha esa yang harus kita jaga,kita lindungi sebagai makhluk tuhan.
Indonesia merupakan negara yang memiliki
berjuta keindahan Panorama didalamnya. Kekayaan akan sumber daya alamnya
merupakan daya tarik tersendiri bagi nerga-negara lain. Tentunya pemandangan
dan keindahan alamnya juga banyak dan beragam, mulai dari sabang sampai merauke
terdapat keindahan alam yang tersembunyi yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Maka dari itu
Keindahan merupakan sifat dan ciri dari
orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalampengertian yang lain diartikan
sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan
dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan
budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang
dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu
budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Keindahan dalam arti luas
adalah keindahan dalam arti luas
mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah
dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang baik dan juga menyenangkan dengan meliputi keindahan seni,
keindahan alam,keindahan moral dll
Keindahan dalam arti yang terbatas
mempunyai arti yang lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan,
yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada
pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya
“Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu
diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol
“bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah
”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi
”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
B. Pengertian Keindahan
Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti
kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai,
cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung
kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal
itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan atau keelokan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya adalah “benum” yang
berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda
Yunani klasik untuk “keindahan ” adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat
untuk “indah” itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah
itu ὡραῖος, hōraios, kata
sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa Yunani
Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang
sepatutnya.”
C. Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang
terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity)
keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan
pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan
hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi
manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan
adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3,
yaitu :
1.
Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang
baik dan juga menyenangkan
2.
Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam
hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3.
Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat
diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Keindahan identik dengan kebenaran, keindahan adalah
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama
yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah yang tidak
mengandung kebenaran tidak indah.
Ada
2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1.
Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk
sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2.
Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang
merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan
disampaikan dalam suatu tarian.
Teori
estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art”
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok yang berpendapat bahwa
keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni karena manusianya
menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa
keindahan bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai
yang intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa
keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif,
artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek
manusia dan objek substansi.
D. Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak
bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang
telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun
seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang
dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai
pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu
keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia.
Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan
siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena
itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak
benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut
konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya
mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan
berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan
biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak
terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya
adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak
berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah
abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada
sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur
keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan
adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan
benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses
menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian
pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi,
orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang
–orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
E.
Cara untuk Mengetahui Suatu Keindahan
1.
Renungan
Renungan berasal dari
kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau
memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya
satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula
apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung
kepada obyek dan subyek.
2.
Keserasian
Keserasian berasal dari
kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar.
Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan
seimbang.Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak
indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir
berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang
terdapat pada suatu hal.
3.Kehalusan
Kehalusan
berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik
(budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu
sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam
masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap
orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang
sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan
seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4. Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan
mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil
penciptaan.
Bab
2.
NILAI
– NILAI EKSTRINSIK DAN INTRINSIK
Nilai Estetik
Nilai yang berhubungan dengan segala
sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Estetika adalah salah satu cabang
filsafat. Secara sederhana, estetika adalah imu yang membahas keindahan,
bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pada
masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:
Studi mengenai fenomena estetis
Studi mengenai fenomena persepsi
Studi mengenai seni sebagai hasil
pengalaman estetis
Nilai Instrinsik dan Ekstrinsik
NilaiInstrinsik
Setiap objek mengandung kualitas tertentu, kualitas atau nilai demikian disebut dengan nilai intrinsik. Jadi, nilai intrinsik adalah nilai yang berdiri sendiri.
Setiap objek mengandung kualitas tertentu, kualitas atau nilai demikian disebut dengan nilai intrinsik. Jadi, nilai intrinsik adalah nilai yang berdiri sendiri.
Nilai
Merupakan suatu nilai susila yang harus dihubungkan dengan hal-hal lain diluar tindakan itu yakni konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut.
Merupakan suatu nilai susila yang harus dihubungkan dengan hal-hal lain diluar tindakan itu yakni konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut.
Bab
3
PENDERITAN
DAN SIKSAAN
A.PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita.
Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir
dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas
penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan.
Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi
seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan
kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai
dengan liku liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia
tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya,
sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan nya terletak pada kemampuan si
penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
B. SIKSAAN
SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan
badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat
siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya
psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang
berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang
menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan
agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung
berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis
yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya
akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah lakupercaya bahwa suatu
phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya
mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan
ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus
menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi
dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental
adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan
yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang
wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang
mengalami kekalutan mental adalah :
1. nampak pada jasmani yang sering
merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa
cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara
negatif
3. Kekalutan merupakan titik patah
(mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi
jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah
dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami
seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif.
Positif; trauma jiwa yang dialami
dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya
melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah
kejatuhan dalam hidupnya.
Negatif; trauma yang dialami
diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan
batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
Bentuk frustrasi antara lain :
1. Agresi berupa kemarahan yang
meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah
terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang
sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola
perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan
3. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan
pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan
atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang
lain.
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri
dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. Narsisme; adalah self love yang
berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa
orang lain.
7. Autisme; ialah menutup diri secara
total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas
dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak
terdapat dalam lingkungan seperti :
1. kota – kota besar
2. anak-anak muda usia
3. wanita
4. orang yang tidak beragama
5. orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokan secara sederhana
berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat
diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia.
2. Penderitaan yang timbul karena
penyakit, siksaan/azab Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin
akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang
timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin
bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya
anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan
dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain
lain.
PENYEBAB MUNCULNYA PENDERITAAN
Penderitaan yang muncul karena perbuatan
buruk manusia
Menurut pandangan saya, penderitaan ini
muncul disebabkan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya baik
dengan antar sesama manusia ataupun dengan alam. Penderitaan ini dapat muncul
karena ketidak harmonisan antara elemen satu dengan yang lainnya. contohnya
pada hubungan dalam bermasyarakat, ada kalanya didalam bermasyarakat terdapat
perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan perselisihan diantara satu dengan
yang lainnya, hal ini bisa saja mengakibatkan timbulnya rasa dengki, marah,
bahkan saling menuduh atau menjelek-jelekan. dari sinilah penderitaan muncul
karena perbuatan saling tidak menyukai tersebut. dalam hal ini, penderitaan
yang dialami adalah penderitaan secara batin karena terdapat rasa sakit hati
apabila ada seseorang yang menjelek-jelekan bahkan rasa itu bisa saja semakin
sakit apabila sudah terjadi pertengkaran yang membuat hubungan didalam
masyarakat sudah tidak ada rasa nyaman dan aman. Selain karena ketidak
harmonisan dengan sesama, ketidak harmonisan dengan alam juga dapat membawa
penderitaan. contohnya apa yang sedang terjadi saat ini yaitu bencana alam
terjadi dimana-mana. karena kesalahan manusia terhadap alam lah yang membuat alam
menjadi tidak bersahabat lagi dengan manusia maka muncul lah penderitaan pada
setiap orang yang terkena bencana alam. penderitaan yang dialami adalah
penderitaan secara fisik dan batin, karena mereka yang terkena bencana alam
harus rela kehilangan harta benda bahkan keluarga mereka.
Bab
4.
RENUNGAN
RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung;
artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan
seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah :
• TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is
an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan
manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang
seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling
terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang
telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion
and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression
of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah
sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh
melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran
angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai
gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi
seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu
adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain
adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
• TEORI METAFISIK
Teori semi yang bercorak metafisis
merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori
peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato yang
mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada
taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan
semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah
merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato
mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan.
Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan
ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu
dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan
dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat
menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara
Republik yang ideal menurut Plato.
• TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para filsuf
yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide
tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau
abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori
seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan
mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa
dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya
itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori
permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert
Spencer (1820-1903).
Bab
5.
PHOBIA
Kata “phobia” sendiri berasal dari
istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik
(panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman
Hippocrates. Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan terhadap suatu benda,
situasi, atau kejadian yang dipandang sebagai emosi-emosi substitusi dan
seringkali disebut neurosis yang ditekan (repressed neuroses).
Selain itu, pengertian lainnya Phobia
adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada suatu hal. Bagi sebagian orang
perasaan takut seorang pengidap phobia sulit dimengerti. Maka dari itu sering
kali penderita phobia menjadi bulan-bulanan diantara teman-temannya. Banyak
orang yang salah mengartikan antara phobia dan rasa takut. Jika anda merasa takut
terhadap suatu hal maka anda akan berusaha untuk melindungi diri, sedangkan
pada phobia rasa takut tersebut akan menguasai penderita dan membuat si
penderita menjadi lemah. Dalam keadaan normal setiap orang mempunyai kemampuan
untuk mengendalikan rasa takut. Tapi jika seseorang tersebut terus menerus
merasakan ketakutan berlebihan hal ini akan menyebabkan terjadinya fiksasi.
Fiksasi merupakan suatu keadaan mental seseorang menjadi terkunci, yang
disebabkan karena ketidak mampuan seseorang dalam mengendalikan perasaan
takutnya.
Seseorang yang mengalami fiksasi akan
mengalami kesulitan emosi dikemudian harinya. Hal ini dikarenakan ia tidak
memiliki saluran pelepasan emosi yang tepat. Kecemasan yang tidak diatasi lebih
awal akan berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif terus menerus ditekan
kembali ke alam bawah sadarnya.
A. Menurut
para ahli phobia dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
a. Agoraphobia : Takut akan tempat
ramai. Nama agora ini diambil dari nama pasar dan balai pertemuan di jaman
Yunani Kuno. Mereka yang menderita phobia biasanya akan merasa cemas saat
berada ditengah kerumunan orang. Jika orang yang ada disekitarnya semakin
banyak, maka ia akan berusaha kabur dan menghindar. Maka dari itu penderita
agoraphobia ini lebih suka menyendiri.
b. Social Phobia : Takut bertemu orang.
Pengidap social phobia ini tidak sama dengan pemalu. Namun lebih kepada rasa
takut yang begitu besar yang dirasakan saat bertemu orang lain. Ketakutan ini
meliputi rasa takut bahwa orang lain akan menilai fisiknya buruk, ia tidak akan
bisa bicara baik depan orang lain, dan sebagainya.
c. Specific Phobia : Ketakutan terhadap
beberapa hal yang lebih spesifik. Seperti misalnya takut pada ketinggian, takut
akan petir, takut akan hewan tertentu, takut berada diruang sempit, dan takut
pada kegelapan.
B.PENYEBAB
PHOBIA
Phobia dapat disebabkan oleh berbagai
macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan
yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah
yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di
masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan
penyebab terjadinya phobia.
Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang
yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa
kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological
preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya
sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan
kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka
yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua,
pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat
menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah
disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat
mengancam survival kita.
Pada kasus phobia yang lebih parah,
gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus
menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik.
Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia
(takut mati), dll.
Perlu kita ketahui bahwa phobia sering
disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan
yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang
terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat
naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh
modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam
kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit
menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak
melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini
khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe
kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi
penerus yang berkualitas.
Berbagai ciri kepribadian/karakterologis
perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan
terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan
sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya
dalam keluarga.
Berbagai hal yang berhubungan dengan
tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat
ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang
ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan
membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan.
Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika
dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang
(mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun
seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan
dan perkembangan anak adalah teramat penting.
Bila seseorang yang menderita phobia
melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia),
gejalanya adalah sebagai berikut:
* Jantung berdebar kencang
* Kesulitan mengatur napas
* Dada terasa sakit
* Wajah memerah dan berkeringat
* Merasa sakit
* Gemetar
* Pusing
* Mulut terasa kering
* Merasa perlu pergi ke toilet
* Merasa lemas dan akhirnya pingsan
MACAM – MACAM PHOBIA
Ada berbagai macam phobia yang
menyebabkan timbulnya ketakutan yang absurd dan tak masuk akal. Berikut
berbagai istilah phobia dan pengertiannya:Ablutophobia adalah Takut mencuci
atau mandi.
Acarophobia adalah Takut pada rasa gatal atau serangga yang menyebabkan gatal.
Achluophobia adalah Takut akan gelap/kegelapan.
Acousticophobia adalah Takut akan suara.
Acrophobia adalah Takut akan ketinggian.
Aeroacrophobia adalah Takut akan tempat tinggi yang terbuka.
Agoraphobia adalah Takut pada tempat terbuka, takut di kerumunan orang, tempat umum seperti pasar. Takut untuk meninggalkan tempat yang aman.
Didaskaleinophobia adalah Takut pergi ke sekolah.
Acarophobia adalah Takut pada rasa gatal atau serangga yang menyebabkan gatal.
Achluophobia adalah Takut akan gelap/kegelapan.
Acousticophobia adalah Takut akan suara.
Acrophobia adalah Takut akan ketinggian.
Aeroacrophobia adalah Takut akan tempat tinggi yang terbuka.
Agoraphobia adalah Takut pada tempat terbuka, takut di kerumunan orang, tempat umum seperti pasar. Takut untuk meninggalkan tempat yang aman.
Didaskaleinophobia adalah Takut pergi ke sekolah.
C. CARA
MENGATASI PHOBIA
a. Terapi berbicara.
Perawatan ini seringkali efektif untuk
mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan
mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan
dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan
memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis
akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan
memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive
Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran,
perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif
yang efektif untuk melawan fobia.
b. Terapi pemaparan diri
(Desensitisation).
Orang yang mengalami fobia sederhana
bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan
terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode
waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut.
Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi
terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan
terapi perilaku.
c. Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat sebenarnya tidak
dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja
sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek
dari fobia seperti cemas yang berlebihan.
Terdapat 3 jenis obat yang
direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:
1. Antidepresan: obat ini sering
diresepkan untuk mengurangi rasa cemas, penggunaannya dizinkan untuk mengatasi
fobia yang berhubungan dengan sosial (social phobia).
2. Obat penenang: biasanya menggunakan
obat yang mengandung turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk
mengatasi kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah
mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini
dikarenakan obat tersebut berhubungan efek ketergantungan.
Bab
6.
PENDAPAT
BILA ADA ORANG YANG MENGALAMI PENDERITAAN
BAGAIMANA PENDAPAT KALIAN TENTANG APABILA
SESEORANG ADA YANG MENGALAMI SUATU
PENDERITAAN???
Menurut pendapat
saya penderitaan
adalah sesuatu hal yang tidak di
inginkan oleh manusia,hewan,tunbuhan dan makhluk hidup lain nya, dimana mereka
semua ingin berbahagia ,ingin ada
kesengan di dalam hidup nya tanpa ada suatu penderitaan. Apa yang harus kita
lakukan bila ada seseorang mengalami penderitaan? Tentulah dimana kita sebagai
makluk ciptaan allah S.W.T harus saling membantu dan menolong dalam tanda kutip
sesuai kemampuan manusia yang menolong nya karna allah tidak mungkin member penderitaan
manusia di luar batas kemampuan mereka
Apa
salah bila kita membantu seseorang yang mengalami penderitaan? Tentu tidak karna
kita hidup selalu berdampingan saling membantu sesama umat manusia tuhan sangat
membenci kepada orang yang lebih egois mementingkan diri sendiri tanpa
memperdulikan orang lain. Bayangkan apabila yang mengalami penderitaan saudara
kita apa kita hanya diam saja tentu kita menolong, bisa kita bayangan apabila
suatu penderitaan terjadi pada diri kita tentu nya kita pasti membutuhkan
pertolongan orang lain jadi kesimpulan nya hidup harus saling tolong menolong
karna hidup kita di dunia hanya sementara ,menumpang perbanyaklah ibadah
mebantu orang orang di sekeliling kita agar kita di kenal orang dengan kebaikan
tanpa keburukan.
Daftar
pustaka
http://abra139210.wordpress.com/2011/03/15/manusia-dan-keindahan/http://abdulsofyan.blogspot.com/2011/06/pengertian-keindahan.html
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.com/2012/11/manusia-dan-penderitaan.html
http://rizkafarhati.wordpress.com/2013/01/25/ringkasan-materi-ibd-manusia-dan-kebudayaan/
http://rizkafarhati.wordpress.com/2013/01/25/ringkasan-materi-ibd-manusia-dan-kebudayaan/
BEKASI 29 APRIL
2015

Tidak ada komentar:
Posting Komentar